Representasi Hidup Sehat Melalui Makanan Sehat Bagi Remaja

Semarang- Menteri Kesehatan dan Kebersihan mengadakan acara diskusi kesehatan bersama Dian Eka Widyawati S.St., M.Gz. seorang ahli gizi asal Semarang, Senin (12/7). Meskipun acara diadakan secara online, disciples tetap antusias mengikuti acara terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan saat diskusi berlangsung. 

“Diskusi kali ini mengangkat tema 'Makanan Sehat Bagi Remaja.' Kami mengangkat tema ini karena melihat betapa pentingnya pola makan sehat bagi remaja supaya bisa menunjang tubuh yang sehat agar bisa lebih produktif di usia muda,” ujar Ana. 

Pada pemaparan tersebut, Dian menekankan beberapa hal seputar kesehatan remaja. Ia menginfokan tentang penyakit yang sering menyerang remaja, salah satunya adalah anemia. Ia memaparkan beberapa ciri tubuh yang terjangkit penyakit anemia yaitu tubuh lebih mudah lemas dan cepat lelah, sakit kepala dan sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.

"Apakah ada cara untuk menanggulangi penyakit ini, Bu?" Tanya Tia. 

Dian menuturkan bahwa konsumsi protein dan makanan kaya zat besi dapat mengurangi resiko anemia. Ia juga menyebutkan bahaya makanan berbahan tepung yang diolah melalui proses penggorengan seperi mendoan. 

"Konsumsi tepung jenis ini secara berkala bisa memicu kolestrol dan obesitas," jelas Dian.

Mengetahui fakta tersebut, Menkeskeb mulai memusyawarahkan maklumat baru perihal pelarangan makanan berbahan tepung yang digoreng di Monash Institute. 

“Hal ini kami lakukan demi menjaga kesehatan jangka panjang disciples,” jelas Ana. 

Dian sangat tidak menganjurkan remaja untuk mengonsumsi mie instan dan junk food lainnya. Sebab, makanan tersebut mampu memicu penuaan dini dan menimbun racun dalam tubuh. 

“Hal ini selaras dengan program Monas Institute yang sejak dulu melarang Disciples mengonsumsi mie instan,” ujar Hanik ketika diwawancara oleh wartawan.