Semarang, 18 Maret 2025 – Dalam upaya memperkuat budaya organisasi yang berlandaskan pada nilai integritas, komitmen, dan tanggung jawab, Kementerian Kedislipinan, Hukum, dan Keamanan Monasmuda Institute menyelenggarakan kegiatan Diskusi Kedislipinan yang bertempat di Aula 1 Monasmuda Institute. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Disciple Monasmuda dan menjadi ruang yang penuh refleksi serta penguatan nilai-nilai dasar dalam kehidupan berorganisasi.
Kegiatan yang berlangsung dengan penuh khidmat ini dipimpin oleh Bang Hendra, salah satu menteri dari Kementerian Kedislipinan, Hukum, dan Keamanan. Hadir pula Presiden Monasmuda Institute, Eden Luqmanul Hakim, yang turut memberikan arahan langsung kepada para peserta. Diskusi ini dikemas dalam bentuk halaqah-halaqah kecil, sebuah format yang dipilih untuk membangun suasana yang lebih intim, partisipatif, dan terbuka bagi seluruh peserta untuk menyampaikan gagasan, pertanyaan, maupun kegelisahan terkait tema kedislipinan.
Presiden Eden dalam sambutannya menegaskan bahwa kedislipinan bukan hanya sekadar urusan teknis dalam mengikuti aturan atau memenuhi kewajiban struktural, tetapi merupakan fondasi utama dalam membangun karakter seorang Disciple. Ia menekankan bahwa istilah Disciple yang digunakan oleh Monasmuda Institute bukanlah sekadar simbol keanggotaan, melainkan mengandung makna mendalam: seseorang yang bersedia dibina, dididik, dan secara sadar menjalani proses untuk menjadi pribadi yang unggul, berprinsip, dan siap berkontribusi secara nyata.
Diskusi ini menjadi wadah yang membangkitkan semangat kritis dan partisipatif para peserta. Berbagai tanggapan dan pertanyaan muncul dari halaqah-halaqah yang tersebar di ruang diskusi. Para Disciple tidak hanya menyampaikan pandangan mengenai praktik kedislipinan yang selama ini dijalani, tetapi juga menawarkan gagasan-gagasan segar tentang bagaimana kedislipinan bisa diinternalisasi dan diterapkan secara konsisten dalam berbagai aspek kehidupan organisasi dan personal.
Bang Hendra selaku pemimpin jalannya diskusi, turut memberikan penguatan atas pentingnya membangun kedislipinan sebagai budaya yang hidup, bukan hanya sekadar jargon. Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadikan kedislipinan sebagai bentuk kesadaran kolektif yang terwujud dalam hal-hal kecil: hadir tepat waktu, menyelesaikan tanggung jawab, menjaga etika komunikasi, serta menjadi teladan dalam setiap situasi.
Kegiatan ini diakhiri dengan kesimpulan dari masing-masing halaqah, yang kemudian dibagikan secara terbuka sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjaga nilai-nilai yang telah dibahas. Diskusi Kedislipinan ini diharapkan menjadi titik tolak lahirnya gerakan-gerakan kecil namun bermakna dalam rangka memperkuat karakter Disciple Monasmuda yang sejati—yakni mereka yang disiplin, bertanggung jawab, dan berintegritas dalam setiap langkah perjuangan.
0 Komentar